Namun saat bangun pagi tadi, saya bingung, pikiranku ternyata tidak ada
di tempat biasanya. Ini membuat saya kelabakan. Seisi rumah ribut
mencari, tapi entah kemana pikiranku ketelingsut.
"Emang semalam ayah taruh pikirannya dimana?," tanya anakku, yang bersiap berangkat ke sekolah. "Aku sudah cari di kolong-kolong lemari, gak ketemu."
Karena waktu semakin siang, anakku akhirnya pergi sekolah. Aku tahu mereka gelisah. Mereka kuatir ketika nanti pulang, ayahnya belum juga menemukan dimana pikirannya berada. "Masa aku punya ayah, yang pikirannya gak ada, sih?," begitu mungkin keraguannya. Mereka tentu akan malu dengan teman-temannya
Pagi itu, tanpa adanya pikiran di kepalaku, aku bingung bagaimana caranya mandi. Aku juga tidak bisa menggosok gigi, sebab tanpa pikiran pasti sulit membedakan sikat gigi dan sikat WC.
Menjelang siang, ketika si Mbak pulang dari pasar, barulah aku menemukan pikiranku kembali. Rupanya si mbak yang membereskan. "Habis bapak naronya suka sembarangan, sih. Nanti kalau pikirannya dimakan tikus, gimana?," begitu alasannya...
Makasih, ya mbak...
"Emang semalam ayah taruh pikirannya dimana?," tanya anakku, yang bersiap berangkat ke sekolah. "Aku sudah cari di kolong-kolong lemari, gak ketemu."
Karena waktu semakin siang, anakku akhirnya pergi sekolah. Aku tahu mereka gelisah. Mereka kuatir ketika nanti pulang, ayahnya belum juga menemukan dimana pikirannya berada. "Masa aku punya ayah, yang pikirannya gak ada, sih?," begitu mungkin keraguannya. Mereka tentu akan malu dengan teman-temannya
Pagi itu, tanpa adanya pikiran di kepalaku, aku bingung bagaimana caranya mandi. Aku juga tidak bisa menggosok gigi, sebab tanpa pikiran pasti sulit membedakan sikat gigi dan sikat WC.
Menjelang siang, ketika si Mbak pulang dari pasar, barulah aku menemukan pikiranku kembali. Rupanya si mbak yang membereskan. "Habis bapak naronya suka sembarangan, sih. Nanti kalau pikirannya dimakan tikus, gimana?," begitu alasannya...
Makasih, ya mbak...
0 komentar