![]() |
Demo Buruh |
"Buruh kasar jangan
ditempati orang asing," kata seorang demonstran. Mereka sedang memprotes,
berdasarkan isu banyaknya tenaga kerja asing di Indonesia.
Lalu dia melanjutkan.
"Posisi pekerjaan kasar itu jatah orang Indonesia. Enak aja mereka mau
ambil jatah kita. Kalau mau, silakan orang asing jadi bos. Jadi pimpinan. Jadi
manajer. Asal jangan jadi buruh. Itu hak bangsa kita.
"Ingat, kita ini bangsa
kuli. Bangsa yang biasa kerja kasar. Makanya kalau ada TKA datang kesini
menjadi pekerja kasar, kita harus marah. Itu bagian kita. Bukan untuk orang
asing. Kalau semua pekerjaan kasar diambil TKA, lalu kita harus jadi bos gitu?
Enak aja.
"Masa kita cuma duduk
ongkang-ongkang. Itu bukan kebiasaan kita sebagai bangsa buruh, bangsa kuli.
Itu kebiasaan bangsa bos. Kita ini kerja, ya kerja. Keringetan, capek. Itu batu
kerja. Kita ke kantor mau kerja, bukan mau mikir. Jadi, amit-amit kalau kita
disuruh jadi bos. Kerjanya cuma mikir, rapat, ngobrol. Gak ada kerjaan lain,
apa.
"Lihatlah TKI di Malaysia.
Mereka benar-benar datang sebagai pekerja. Jadi pembantu, buruh sawit, tukang
batu, kuli bangunan. Itulah hakekat kita. Itulah inti bangsa kita. Lihat juga
di Saudi atau Hongkong. Itulah kita.
"Masa kita sudah bisa ekspor
kuli kasar ke luar negeri, sementara disini ada kuli kasar dari China. Itu
pasti gak bener. Apa mereka semua gak tahu, kalau soal kuli kasar, kita ini
jagonya.
"Jadi mari kita protes kalau
ada TKA bekerja di sektor kasar. Sekali lagi, tempat mereka bukan jabatan itu.
Tenpat mereka itu jadi bos. Jangan sampai mengambil alih posisi kita sebagai
kuli.
Orator itu berapi-api berorasi di
atas panggung. Buruh-buruh peserta demonstran mulai lelah.
"Ini adalah hari buruh. Hari
kita. Bukan hari para bos. Ayo semangat. Ayo semangat," orator itu memberi
semangat lagi.
Sorenya orator itu pulang ke
rumah. Dia mampir ke warung. Beli koyo cabe. Di tempel di kedua dahinya.
0 komentar